KITAB-KITAB MAULID MUHAMMAD SAW
(KARYA MONUMENTAL PARA ULAMA)
Oleh : Sayyid Muhsin bin Ali Hamid Ba’alawi*
“Dan
orang-orang yang beriman (kepada Allah) dan mengerjakan amal-amal yang
saleh serta beriman (pula) kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad
dan itulah yang hak dari Tuhan mereka, Allah menghapuskan
kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaan mereka.”
(QS. Muhammad : 2)
Dalam kehidupan masyarakat Islam, diantaranya di Indonesia, sering diadakan suatu majelis khusus yang di dalamnya diisi dengan pembacaan suatu kitab. Membaca kembali perjalanan hidup Rasulullah Saw terutama di bulan Rabiul Awwal, bulan kelahiran Nabi Muhammad Saw sampai bulan Rabiutssani.
Diantara kitab masyhur antara lan kitab-kitab yang ditulis oleh Sayyid Ja’far Al-Barzanji, Syeikh Muhammad Al ‘Azab, Al-Imam Abdurrahman Ad-Diba’I, Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi dan lain-lain. Menceritakan sejarah hidup beliau Saw dari detik-detik kelahiran sampai wafatnya.
Masyarakat kita biasa menyebut karya-karya tersebut sebagai kitab Maulid. Hingga kini, berbagai kitab Maulid tersebar luas di berbagai pelosok dunia Islam, tak tekecuali di negeri kita. Di tiap daerah ada kitab maulid yang lebih dikenal atau lebih banyak dibaca dibandingkan yang lainnya. Karena selalu digunakan, kitab-kitab itu pun harus terus dicetak ulang dan tetap diminati orang. Baik berupa cetakan satu kitab terdiri dari satu kisah maulid, maupun kumpulan beberapa kitab Maulid (majmu’)
Kitab-kitab tersebut dibaca oleh umat Islam dalam berbagai majelis Maulid, terutama pada bulan-bulan kelahiran Nabi Saw. Sungguh kitab-kitab itu ditulis dengan keikhlasan oleh penulisnya. Semata-mata untuk mengabadikan sejarah kehidupan Rasulullah Saw sampai kehidupn berikutnya. Agar beliau terus dikenang, dicintai, dan diteladani oleh umatnya. Karenanya karya tulis mulia itu diterima dan diberkahi oleh Allah Swt. Salah satu tanda bahwa suatu amalan diterima oleh Allah Swt adalah kekal di hati masyarakat.
Bagitu juga dengan kitab Maulid sperti Al-Barzanji, Ad-Diba’i, Al’Azab, Simthud Dhurordsb., terus mendapat sambutan umat Islam dari masa ke masa. Bukan saja di kawasan nusantara ini, bahkan hampir di seluruh dunia. Tradisi membaca kitab maulid tidak hanya berlaku di peringatan maulid Nabi Muhammad Saw saja, melainkan juga pada bulan-bulan dan dalam berbagai kesempatan.
Imam Ahmad dalam Musnad-nya, menyebutkan sebuah riwayat dari Ibnu Mas’ud (Yang diterima melalui perawi-perawi yang terpercaya), “Apa-apa yang dianggap haq (benar) oleh sebagian besar umat Islam, itulah yang diridlai Allah, dan apa-apa yang dianggap bathil (salah) oleh sebagian besar umat Islam, ia bathil (salah) di sisi Allah.”
Ulama Penyusun Kitab Maulid
Tak terhitung banyaknya ulama yang menulis kitab-kitab yang berkenanan dengan maulid Ditulis dalam berbagai bentuk penulisan baik prosa maupun puisi. Ada yang singkat, sedang, dan ada pula yang panjang lebar. Menurut As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki dalam kitabnya Hawl al-ihtifal bi Dzikra al-maulid an-Nabwiy as-Syarif, karena banyaknya ulama yang menulis kitab maulid, sulit untuk memerincinya. Tentunya tidak bisa dikatakan ulama yang satu lebih utama/mulia daripada yang lainnya. Meskipun demikian, kata beliau selanjutnya, sebagian kitab itu memang lebih utama dibandingkan yang lainnya.
Berikut ini akan disebutkan sebagian saja dari mereka, terutama dari para huffadz al-hadits (para penghafal hadits) dan imam-imam terkemuka. Meskipun hanya sebagian kecil dari seluruh ulama yang telah menulis tentang tema ini, sesunggunya itu cukup menjadi petunjuk bagi akal pikiran umat Islam akan keutamaan dan kemuliaan Maulid Nabi Saw.
Berikut nama-nama yang disebutkan oleh As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki :
- Al-Imam Al–Muhaddits Al-Hafidz Abdurrahman bin Ali, yang lebih terkenal dengan sebutan Abu-Al Faraj Ibnu Al-Jauzi (w.597 H), dengan kitab Maulidnya yang masyhur, dinamakan Al-‘Arus. Kitab ini dicetak di Mesir berulang kali.
- Al-Imam Al-Muhaddits Al-Musnid Al-Hafidz Abu Al-Khatab Umar bin Ali bin Muhammad, yang terkenal dengan sebutan Ibnu Dahyah Al-Kalibi (w. 633 H). Beliau mengarang suatu kitab maulid yang tahqiq (editing) yang amat berfaedah yang dinamakan At-Tanwir fi Maulid Al-Basyir an-Nadzir.
- Al-Imam Syeikh Al-Qura’ wa Imam Al-Qira’at Al-Hafidz Al-Muhaddits Al-Musnid Al-Jami’ Abul Khair Syamsudin Muhammad bin Abdullah Al-Juzuri As-syafi’I (w.660 H.) Kitab maulidnya dalam bentuk manuskrip berjudul Urf At-Ta’rif bi Al-Maulis Asy-Syarif.
- Al-Imam Al-Kabir wa Al-‘Alim Asy-Syahir Hafidz Al-Islam wa ‘Umdah Al-Anam wa Marja’ Al-Muhadditsin Al-‘Alam Al-Hafidz Abdul Rahim bin Husain bin Abdul Rahman Al-Mishri, yang terkenal dengan Al-Hanzh Al-'Iraqi (725-808 H). Maulidnya yang mulia dinamakan Al-Maurid Al-Hana dan telah disebutkan oleh banyak Hafidz sperti Ibnu Fahd dan As-Suyuthi.
- Al-Imam Al-Muhaddits Al-Hafidz Muhammad bin Abi Bakar bin Abdillah Al-Qisis Ad-Dimasyqi Asy-Syafi’I, yang terkenal dengan sebutan Al-Hafidz bin Nashiruddin Ad-Dimasyqi (777-842 H). Beliau adalah ulama yang terkenal membela Ibnu Taimiyah. Beliau telah menulis beberapa kitab maulid, diantaranya Jami’ Al-Atsar fi Maulid An-Nabiy Al-Mukhtar dalam 3 jilid, Al-Lafdz Ar-Raiq fi Maulid Khair Al-Khalaiq berbentuk ringkasan. Maurid Ash-Shadiy fi maulid Al-Hadi.
- Al-Imam Al-Muarrkih Al-Kabir wa Al-Hafidz Asy-Syahir Muhammad bin Abdul Rahman al-Qahiri, yang terkenal dengan sebutan Al-Hafidz As-Sakahwi (831-902 H) yang mengarang kitab Adh-Dhau Al-Lami’ dan ktab-kitab lain. Kitab maulid yang disusunnya adalah Al-Fakhr Al-‘Alawi fi Al-Maulid An-Nabawiy. Beliau menyebutnya dalam kitab yang lain dengan Adh-Dhau Al-Lami’.
- Al-‘Allamah Al-Faqih As-Sayyid Ali Zainal Abidin As-Samhudi Al-Hasani, pakar sejarah dari Madninah Al-Munawwarah (w. 911 H). Kitab maulidnya yang ringkas dinamakan Al-Mawarid Al-Haniyah fi Maulid Kahir Al-Bariyyah. Kitab ini ditulis dengan khat nasakh (salah satu gaya tulisan Arab) yang cantik dan indah. Kitab ini bisa didapat di perpustakaan-perpustakaan Madinah, Mesir, dan Turki.
- Al-Hafidz Wajihuddin Abdurrahman bin Ali bin Muhammad Asy-Syaibani Al-Yamani Az-Zabidi Asy-Syafi’I, yang terkenal dengan sebutan Ibnu Diba’i. Beliau lahir pada bulan Muharram 866 H dan meninggal dunia pada hari Jumat 12 Rajab 944 H, adalah seorang Imam di zamannya dan termasuk ulama puncak nan masyhur di kalangan ahli hadits. Beliau telah membaca Shahih Bukhari lebih dari seratus kali, dan pernah membacanya sekali sampai khatam dalam waktu 6 hari. Subhanalllah..beliau telah menysuun maulid yang amat masyhur dan dibaca di seluruh dunia, yakni Maulid Ad-Diba’iy. Maulid ni juga telah diberi syarah oleh Al-Muhaddits As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki.
- Al-‘Allamah Al-Faqih Al-Hujjah Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Haitami (w.9741 H). Beliau adalah mufti madzhab Syafi’i di Makkah Al-Mukarromah. Beliau telah mengarang kitab Maulid yang sederhana (71 pasal) dengan tulisan (khat) yang jelas, bisa didapat di Mesir dan Turki. Beliau memberinya judul Itman An-Ni’mah ‘Ala Al-‘Alam bi Maulid Sayyidi Waladi Adam. Selain itu beliau juga menulis satu kitab maulid yang ringkas yang telah diterbitkan di Mesir dengan nama An-Ni’mah Al-Kubra ‘Ala Al-‘Alam fi Maulid Sayyidi Waladi Adam. Syeikh Ibrahim Al-Bajuri telah mensyarahinya dan dinamakan Tuhfah Al-Basyar ‘Ala Maulid Ibnu Hajar.
- Al-’Allamah Al-Faqih As-Syaikh Muhammad bin Ahmad Asy-Syarbini Al-Khatib (w. 977 H.) Kitab maulidnya dalam bentuk manuskrip sebanyak 50 halaman dengan tulisan yang kecil tetapi tetap dapat dibaca.
- Al-‘Allamah Al-Muhaddits Al-Musnid Al-Faqih As-Syaikh Nuruddin Ali bin Sultan Al-Harawi yang terkenal dengan sebutan Al-Mula Ali Al-Qadri (w. 1014 H), yang mensyarah kitab Al-Misykat. Beliau telah mengarang kitab maulid dengan judul Al-Maulid Ar-Rawi fi Al-Maulid An-Nabawiy. Kitab ini juga telah ditahqiq dan diberi syarah oleh Al-Muhaddits As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki dan dicetak di Mathba’ah As-Sa’adah Mesir tahun 1400 H/1980 M.
- Al-‘Allamah Al-Muhaddits Al-Musnid As-sayyid Ja’far bin Hasan bin Abdul Karim Al-Barzanji, mufti madzhab Syafi’I di Madinah Al-Munawwarah. Ada perbedaan mengenai tahun wafatnya, 1177 H atau 1184 H. Beliau merupakan penyusun maulid yang sangat masyhur, yakni Maulid Al-Barzanji. Sebagian ulama menyatakan judul sebenarnya adalah ‘Iqd Al-Jauhar fi Maulid an-Nabiy Al-Azhar. Ini merupakan maulid paling luas tersebar di negara-negara Arab dan negeri-negeri muslim lainnya, di timu dan barat. Bahkan dihafal dan dibaca oleh orang Arab ‘Ajam pada pertemuan-pertemuan mereka.
- Al-‘Allamah Abu Barakat Ahmad bin Muhammad bin Ahmad Al-‘Adawi, yang terkenal dengan sebutan ad-Dardir (w. 1201 H.) Kitab maulidnya yang ringkas telah dicetak di Mesir dan terdapat syarah yang luas terhadapnya oleh Asy-Syaikh Ibrahim bin Muhammad bin Ahmad Al-Baijuri atau Al-Bajuri (w. 1277 H).
- Al-‘Allamah Asy-Sayikh Abdul Hadi Naja Al-Abyari Al-Mishri (w. 1305 H) beliau mengarang kitab maulid yang ringkas, masih dalam bentuk manuskrip..
- Al-Imam Al-Arif billah Al-Muhaddits Al-Musnid As-Sayyid Asy-Syarif Muhammad bin Ja’far Al-Kattani Al-Hasani (w. 1345 H) Kitab maulidnya berjudul Al-Yumn wa Al-Is’ad bi Maulid Khair Al-‘Ibad dalam 60 halaman, telah diterbitkan di Maghribi pada tahun 1345 H.
- Al-‘Allamah Al-Muhaqqiq Asy-Sayikh Yusuf An-Nabhani (w.1350 H.) Kitab maulidnya dalam bentuk susunan bait dinamakan Jawahir An-Nazhm Al-Badi’ fi Maulid Asy-Syafi’i diterbitkan di Beirut.
Kita patut bersyukur karena kita masih diberi kekuatan untuk memperingati dan merayakan Maulid Rasulullah Saw, terlebih jika kita diberi anugerah untuk bisa menikmati rasa cinta kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw. Namun, sungguh indah dan baik apabila hal itu mampu kita landasi semangat untuk menapaki jejak beliau, “Katakanlah (Hai Muhamad): Jika kalian benar-benar mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ali-Imran:31).
Dengan merenungi sejarah perjalanan hidup dan akhlak mulia beliau, maka akan menambah kecintaan kita, sehingga dari sinilah timbul kesadaran untuk mau memuliakan beliau dan menghidupkan sunnah-sunnah beliau.
Memang kadang kala, sekali waktu kita sebagai seorang muslim tidak mengenal nabinya. Seumpama kita mengenal betul beliau siapa Rasulullah Saw dan menyadari siapa diri kita jika tanpa Rasulullah Saw. Tetapi mari kita yakini, maka pasti kita semua akan sangat cinta dan memuliakan beliau Saw dengan segala daya upaya.
Semoga gema sholawat Nabi bisa terus kita kumandangkan. Di tiap majelis, musholla, langgar-langgar, masjid dan berbagai tempat mubarok. Dari semua usia dan umur, serta berbagai profesi bersama-sama menggemakan sholawat di bumi Indonesia. Apapun kitab maulid yang dibaca, semoga senantiasa menumbuhkan rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad Saw dengan harapan semakin menampakkan kita sebagai pribadi muslim yang penuh cinta kepada sesama, orang tua, kerabat, tetangga, agama, nusa, dan bangsa. Amin. Wallahu a’lam
*Penulis adalah murid Al-Ustadz Al-Habib Sholeh bin Ahmad Al-Aydrus Malang. Penulis buku “Kelahiran Muhammad Saw Sang Nabi Kekasih Allah” (Kado Ilahi yang Dinanti).
Buletin Al Huda edisi 3 tahun lalu
ahadan.blogspot.com |
0 komentar:
Posting Komentar